Kuliah Daring Tetap Berjalan, Uang Kuliah Hanya Diperpanjang


Oleh: Johan Hariwitonang


Sistem perkuliahan tatap muka berali menjadi Dalam Jaringan (Daring), akibat dari pendemi Corona Virus Disease-2019 (Covid-19) mendapat keluhan dari para mahasiswa Universitas Islam Riau (UIR), terkait pembayaran uang kuliah. Mengingat perkuliahan tidak berjalan dengan sebagaimana mestinya.

Keluhan-keluhan yang di lontarkan mahasiswa, selain tidak efektifnya pembelajaran yang berlangsung, Pengeluaran juga yang meningkat. Selain membayar uang kuliah mahasiswa juga banyak menghabiskan dana untuk membeli kuota internet.

Seperti yang di ungkapkan Yolanda Eka Putri, Mahasiswi Program Studi (Prodi) Pendidikan Kimia, ia merasa keberatan dan beranggapan kampus seharusnya memberikan fasilitas untuk menjalankan kuliah Daring.

“kuliah Daring ini memiliki biaya lebih besar, kalaupun uang Satuan kredit Semester (SKS) dan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) dibayar penuh, harusnya mahasiswa diberikan fasilitas pendukung untuk kuliah Daring. Sehingga mahasiswa tidak merasa rugi dan terbebani. Pemotongan uang kuliah justru lebih membantu sebenarnya” ujar Yolanda.

Muhammad Yusri Siagian, Mahasiswa Prodi Teknik Perminyakan merasa resah dengan kondisi saat ini, memasuki pertengahan semester dengan hanya melakukan kuliah Daring, mahasiswa tidak mendapatkan haknya yaitu belajar mengajar di kampus, bahkan mahasiswa juga tidak menggunakan fasilitas pembelajaran yang ada.

“Sebaiknya segera membuat dan memperbaharui kebijakan, misalnya dengan mengembalikan pembayaran SKS untuk semester genap ini berapa persennya kepada mahasiswa yang sudah membayar. Kemudian bagi mahasiswa yang belum membayar, akan diberikan potongan sesuai dengan yang sudah ditentukan” ungkapnya.

Febry Ferdianto Purba, Mahasiswa Prodi Budidaya Perairan, juga mengeluhkan masalah yang sama, selain itu ia juga mengatakan Perekonomian orang tua mahasiswa turun drastis karena ada kebijakan dari pemerintah tentang Sosial Distancing.

“Sekarang praktikum tidak berjalan, perkuliahan juga tidak, tidak ada ilmu yang dapat diserap. Namun pihak rektorat dari bulan satu memasang spanduk untuk membayar uang kuliah, dan hadir wabah covid-19 kebijakan kampus tidak ada untuk menanggulangi keluhan mahasiswa. Hingga menjadi pertanyaan besar uang SPP dan SKS mahasiswa kemana”.

Febry juga menambahkan pihak kampus harus mengeluarkan kebijakan yang saling menguntungkan antar pengajar dan mahasiswa sehingga saling mendapatkan keuntungan bersama dan tidak hanya sebelah pihak saja.

Keluhan mahasiswa tersebut ternyata sudah pernah di dengar oleh Dr. Ir. Siti Zahrah, MP, Dekan Fakultas Pertanian (Faperta). Ia mengatakan bahwa hal itu merupakan kebijakan dari pihak kampus sendiri, sedangkan mengenai peliburan merupakan kebijakan dari pemerintah sehingga pihak fakultas hanya akan menjalankan saja.

“Keluhan-keluhan mahasiswa itu, nantinya akan kita sampaikan kepada pihak kampus ketika rapat untuk segera dapat diambil tindakan”.

Menanggapi hal tersebut Dr. H. Syafhendry, M.Si. Wakil Rektor I (WR) Bidang Akademik, jelaskan bahwa sampai saat ini belum ada kebijakan dari UIR terhadap keluhan mengenai uang kuliah, karena untuk kuota internet pemerintah hanya memberikan subsidi kepada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia, sedangkan untuk Perguruan Tinggi Swasta (PTS) tidak ada.

“Sampai saat ini UIR belum mengambil kebijakan mengenai hal tersebut, hanya saja pembayaran uang SKS diperpanjang sampai pertengahan April ini, nanti jika ada penambahan waktu libur, akan kami perpanjang kembali waktu pembayarannya” tutupnya.


Editor: Arniati Kurniasih

Ilustrasi: Muhammad Aldi Irawan


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *