Lika-Liku Kepanitiaan PKKMB FH

Penulis: Bella Febria

Pada Rabu, (11/09) lalu telah dilaksanakan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) tingkat fakultas Universitas Islam Riau (UIR), yang mana kegiatan ini langsung dikoordinasi oleh fakultas masing-masing.

Seperti fakultas lainnya, Fakultas Hukum (FH) juga melaksanakan PKKMB. Namun Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FH tidak terlibat dalam kegiatan tersebut. Hal ini diperjelas dari unggahan story Instagram @bemfhuir.official pada 11 September 2024 yang menyatakan bahwa mereka menarik diri dari kepanitiaan.

Berdasarkan penjelasan Fermana Reza selaku Gubernur BEM FH, pada rapat pertama, Jum’at (30/08) BEM FH ikut dalam kepanitiaan bersama delegasi organisasi mahasiswa (ormawa) sefakultas hukum.

“Pada rapat tersebut, kami menentukan berapa jumlah delegasi dari tiap-tiap ormawa. Jumlah ini merupakan hasil dari pertimbangan BEM dan atas usulan yang sudah diberikan oleh teman-teman ormawa,” ujar Fermana.

Kemudian, esok harinya seluruh panitia kembali mengadakan rapat untuk mematangkan konsep. Hingga pada Senin (02/09) Fermana menemui panitia PKKMB dari pihak dosen untuk membicarakan perihal konsep dan jumlah delegasi, dimana delegasi BEM FH berjumlah setengah dari kuota panitia.

 “Konsep dan jumlah delegasi ini pada awalnya disetujui oleh panitia dari pihak dosen,” terangnya.

Namun sebelum diadakan rapat lanjutan, ada beberapa ormawa yang mengeluhkan jumlah delegasi BEM FH terlalu banyak. Hal ini diungkapkan oleh Sabri Akbar selaku Ketua Pelaksana PKKMB FH.

“Kalau menurut acuan panitia dari tahun sebelum-sebelumnya, anggota BEM memang lebih banyak tetapi bukan berati setengah dari kuota panitia tersebut anggota BEM. Hal inilah yang membuat ormawa merasa tidak adil,” ujarnya.

Tentang keberatannya para ormawa atas jumlah delegasi tersebut, tidak disampaikan langsung kepada BEM FH. Tetapi mereka melaporkan kepada panitia PKKMB dari pihak dosen.

“Dosen merupakan pihak netral. Sedangkan jika kita membicarakan kembali kepada BEM, hal tersebut akan sia-sia saja,” ujar Sabri.

Setelah pengaduan tersebut, dari total 80 jumlah panitia PKKMB FH, diputuskan kuota delegasi BEM FH sebanyak 25 orang, delegasi Dewan Mahasiswa 20 orang, dan selebihnya dari delegasi ormawa fakultas. Selain itu, konsep yang awalnya telah dirancang oleh BEM FH dan juga telah disetujui tidak dipergunakan dalam kegiatan tersebut. Fermana menyayangkan karena hal ini menimbulkan perasaan tidak dihargai dan diskriminasi.

“Jika terjadi dinamika antara mahasiswa, ada beberapa oknum dosen yang ikut campur dalam hal tersebut, yang mana harusnya dosen selaku pengajar dan pendidik harus bersikap netral,” duga Fermana.

Pada Kamis (05/09) dilaksanakan kembali rapat panitia, namun BEM FH dan beberapa ormawa yang turut merasa dirugikan tidak hadir. Mereka hanya mengirimkan petisi sebagai bentuk ketidaksepakatan atas keputusan yang ditetapkan serta dugaan adanya unsur favoritisme.

“Sebelum datangnya petisi tersebut, pihak BEM dan beberapa ormawa sudah dihubungi oleh panitia PKKMB dari pihak dosen, tetapi mereka tidak mengangkat telpon tersebut,” jelas Sabri.

Karena BEM FH yang saat itu seharusnya bertanggung jawab dalam pelaksanaan PKKMB tidak hadir dan tidak ada informasi apapun, sehingga diputuskan perubahan struktural kepanitiaan dan terpilihlah Sabri Akbar sebagai Ketua Pelaksana.

Editor: Fani Ramadhani