Suasana Wisuda UIR Periode II

Sabtu (20/5) padat kendaraan mulai memasuki Universitas Islam Riau (UIR) sebelum acara wisuda periode II tahun 2017 dimulai pukul 08:00. Wisuda sarjana ke-72 dan pasca sarjana ke-35. Satpam UIR tampak kewalahan mengatur parkir kendaraan yang didominaisi kendaraan roda empat. Papan bunga ucapan selamat wisuda turut menghiasi sepanjang jalan kampus UIR.

UIR mewisudakan sebanyak 1.125 sarjana dan 73 magister yang bertempat di GOR Volly UIR. Berdasarkan data Biro Administrasi dan Akademik (BAA) UIR, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) masih menempati lulusan sarjana terbanyak dengan jumlah 492 orang, Fakultas Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) dan Fakultas Hukum (FH) masing-masing lulusan 133 orang, Fakultas Teknik (FT) 132 orang, Fakultas Ekonomi (FE) 121 orang, Fakultas Agama Islam (FAI) 41 orang, Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) 31 orang, Fakultas Pertanian (Faperta) 24 orang dan Fakultas Psikologi 18 orang. Dengan demikian UIR telah miliki 45.935 alumni.

Pemuncak Program Pasca Sarjana UIR diraih oleh Robert Saputra Program Studi (Prodi) Ilmu Administrasi dengan IPK 3.71. Sedangkan pemuncak universitas diraih oleh Fiki Angga Putra Prodi Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) dengan IPK 4.00.

Pemuncak fakultas antara lain Esy Kurniasih (FH Prodi Ilmu Hukum) IPK 3.91, Resti Ruskarini (FAI Prodi Pendidikan Agama Islam) IPK 3.78, Fiki Angga Putra (FT Prodi PWK) IPK 4.00, Tri Hardianto Abrian (Faperta Prodi Agroteknologi), Surya Ramadhan (FE Prodi Manajemen) IPK 3.91, Muliono (FKIP Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia) IPK 3.93, Silpanenda (Fisipol Prodi Ilmu Pemerintahan) IPK 3.93, Sonia Sares (Fakultas Psikologi Prodi Psikologi) IPK 3.66 dan Desi Sawitri (Fikom Prodi Ilmu Komunikasi) IPK 3.79.

Di dalam GOR Volly, para wisudawan tampak telah menduduki kursi yang disediakan. Begitu juga dengan kolega mere yang duduk di tribun lantai 2 GOR Volly. Suasana panas dan sesak, para orangtua berkipas-kipas menggunakan kardus, buku, hingga undangan wisuda. Tidak hanya itu, di dalam GOR beberapa orang tua wisudawan menghisap rokok hingga ada yang tidur.

Dalam undangan yang diperuntukkan bagi para wisudawan, tercantum bahwa seorang mahasiswa membawa maksimal dua wali mereka. Namun, mahasiswa tetap saja membawa hingga 5-7 orang kolega.

“Suasananya kurang teratur, seperti pasar”, ujar Edi salah seorang orangtua wisudawan dari Fakultas Ekonomi.

Edi juga katakan bahwa, acara wisuda di UIR kurang baik jika dibandingkan di tempat lain, di Universitas Riau Gobah contohnya. Disana mereka menerapkan sistem, hanya mahasiswa yang berada dalam gedung. Untuk para undangan di tempatkan diluar, dengan tenda yang telah disiapkan.

“Mudah-mudahan untuk wisuda selanjutnya bisa lebih baik lagi”, ujarnya.

Para pedagang sibuk menata dagangan. Tak hanya pedagang dari luar yang meramaikan perayaan ini, mahasiswa pun turut serta. Ada yang membuka lapak di tepi jalan, hingga menentengkan dagangan mereka berkeliling bak pedagang asongan di terminal. Ada yang menjual bunga, boneka ucapan wisuda, makanan, hingga obat untuk penyakit Demam Berdarah (DBD).

Tanda dilarang berjualan yang ditempelkan di trotoar samping GOR Volly UIR pun tak mereka pedulikan. Amri, seorang pedagang kaki lima ditegur oleh panitia untuk memindahkan dagangannya yang sudah ia susun sedemikian rapi di samping pintu masuk GOR Volly, ke tempat yang sudah di sediakan oleh panitia. Mereka sempat berdebat persoalan itu, dan Amri tetap keukeuh.

“Saya sempat ditegur tadi sama panitia untuk pindah, ya mau gimana, dagangan udah tersusun, tapi disuruh pindah, jadi repot”, jelasnya. Amri juga mengatakan ia membayar sebesar Rp. 20.000,- sebagai uang kebersihan kepada panitia.

 

 

Reporter : Muhammad Qordawi dan Cahyani

Fotografer : Janaek Simarmata

Editor : Sofiah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *