Pembangunan Laboratorium Faperta UIR Tengah Mandek
Oleh: Yesi Prastyani
Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau (Faperta UIR) sempat membangun fasilitas Laboratorium Biotek atau laboratorium terpadu tahap I dan tahap II pada April lalu. Namun tampaknya, pembangunan labor ini tertunda karena lambannya proses pelelangan oleh kotraktor pelaksana pada tahap II.
Laboratorium tersebut dibangun di kawasan Faperta UIR, dan dikonstruksi oleh PT. Alam Surya Unggul Nusantara dengan nomor kontrak 0020/A-UIR/5-2018. Laboratorium ini akan dibangun tiga lantai, tapi saat ini baru rampung dua lantai. Fasilitas yang dibangun meliputi Labor Agroteknologi dan Labor Agribisnis.
Untuk anggaran pembangunan tahap ll, UIR menganggarkan nilai kontrak sebanyak Rp 2.827.391.000 (Dua miliar delapan ratus dua puluh tujuh juta tiga ratus sembilan puluh satu ribu rupiah).
Dr. Ir. Ujang Paman Usman., M. Agr—Dekan Faperta mengatakan jika pelelangan sudah selesai nantinya akan dilanjutkan kembali proses pembangunan laboratorium tahap II, “Kendalanya adalah keuangan dan proses lelang yang lama sehingga menghambat proses pembangunan,’’ ungkapnya saat ditemui diruangannya.
Ir. H. Rosyadi., Msi—Wakil Rektor (WR III) menjelaskan pembangunan laboratorium tersebut dilakukan secara bertahap, tahap pertama kegiatan pembangunan terbuka bagi siapa saja yang ingin mengajukan kebeberapa perusahaan secara bersaing, tahap kedua pemenangan tender, tahap ketiga disesuaikan kemampuan anggaran keuangan, Kamis (24/10).
“Anggaran keuangan sudah disusun dengan kemampuan fakultas, disesuaikan dengan jumlah mahasiswa baru yang masuk. Target selesainya tahun depan jika biaya memenuhi,’’ tambahnya.
Anggaran pembangunan laboratorium terpadu diatur oleh program study di fakultas tentang Anggaran Rencana kerja Tahunan ( RKT). Fasilitas Laboratorium nantinya digabung seluruh prody dan nantinya bisa pergunakan oleh mahasiswa, dosen, umum dan perusahan yang ingin melakukan analisis untuk menghasilkan pendapatan, memperbaiki alat dan membuat bahan kimia.
Johan Hariwitonang turut berkontribusi dalam artikel ini.
Editor: Yenny Elvira
Foto: Johan Hariwitonang