Abdul Somad: Implementasi Iman dan Taqwa dalam Kehidupan Kampus
Penulis: Dian Rahma Sari
Universitas Islam Riau (UIR) mengadakan dialog Ilmiah yang bertemakan ‘Menilik Visi UIR 2041 dari Perspektif Ulama’ bersama Prof. H. Abdul Somad, Lc., D.E.S.A, Ph.D pada Selasa (25/10) di Masjid Al-Munawarah UIR.
Rektor UIR, Prof. Dr. H. Syafrinaldi, S.H., M.C.L memaparkan dalam sambutannya bahwa pada 2041 akan menjadikan UIR berkelas dunia berbasis iman dan taqwa.
“Hal ini tertuang dalam visi besar UIR yang harus diimplementasikan oleh seluruh civitas akademika UIR,” ujar Syafrinaldi.
Seiring dengan visi besar ini, dalam dialognya Abdul Somad menjelaskan bagaimana makna iman dan taqwa dalam UIR.
“Dengan percaya bahwa saat kita akan mati menghadap Allah, maka kita akan diminta pertanggungjawaban disetiap langkah kaki. Sehingga kita akan menjadi mahasiswa yang jujur karena sejalan antara iman dan taqwa,” jelasnya.
Pada sesi selanjutanya Abdul Somad menjelaskan bentuk implementasi iman dan taqwa dalam kehidupan kampus.
Adapun yang pertama adalah knowledge, di mana ilmu yang didapatkan harus seimbang dengan nilainya. Meskipun tidak berada di fakultas agama Islam, namun harus tetap mempelajari 5 mata kuliah yaitu Al-Qur’an Hadits, Aqidah Akhlak, Bahasa Arab, Sejarah Islam, dan Fiqih.
Mahasiswa UIR perlu untuk memahami integrated curriculum, dan tidak memisahkan antara ilmu agama dan ilmu umum. Sehingga bisa mengintegrasikan ilmunya masing-masing. Dengan demikian ketika di masyarakat bisa menjadi muadzin dan imam sholat.
“Contohnya ketika ia (mahasiswa UIR, red) menjadi alumni Fakultas Pertanian lalu dia pulang ke kampung halamannya, dia bisa jadi muazin dan imam shalat,” jelas Abdul Somad.
Yang kedua yaitu peran perguruan tinggi dalam ikut serta mambangun peradaban Islam. Ada 2 bentuk peradaban, yaitu secara fisik dan nilai. Secara fisik, UIR sudah meninggalkan masjid dan asramanya dalam peradaban dan secara nilai berupa perilaku, cara berbicara, tindak-tanduk dan sopan santun yang harus diwariskan.
“Islam tidak bertentangan dengan peradaban, seperti masjid UIR pakai kubah sedangkan pada zaman nabi tidak ada dan tidak ada ulama yang melarang menggunakan kubah. Karena islam tidak menentang kemodernan selama hal tersebut baik,” Jelas Abdul Somad.
Foto: Danu Harry Pratama
Editor: Fani Ramadhani