Usia ke-61, UIR Mewisuda Delapan Mahasiswa Asing


Penulis: Halimatul Yusriah dan Annisa Rahma Aulia


Universitas Islam Riau (UIR) kembali melangsungkan Rapat Senat Terbuka Wisuda periode II tahun 2023 pada program doktor, magisiter, dan sarjana. Acara ini diselenggarakan di Gelanggang Olahraga UIR Kamis, (15/6).

Pada wisuda periode II ini, UIR berhasil mewisuda 1.505 mahasiswa yang terdiri dari 1.381 sarjana, 122 magister, dan dua doktor kehormatan. Dengan demikian, total alumni UIR hingga kini sebanyak 70.758 orang.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, pada rapat terbuka kali ini UIR juga mewisuda delapan mahasiswa asing, yang terdiri dari enam wisudawan asal Thailand, satu wisudawan dari Kamboja, dan satu dari Uganda.

Hal ini juga diapresiasi oleh Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Riau, Dr. H. Nurman, S.Sos., M.Si yang mengungkapkan rasa bangganya pada wisuda kali ini.

“Memasuki usia 61 tahun, wisuda UIR hari ini luar biasa. Dihadiri oleh empat negara yang diwisuda yaitu Indonesia, Thailand, Kamboja, dan Uganda. Serta disaksikan oleh dua mahasiswa dari Jerman,” ungkapnya.

Adapun pemuncak universitas untuk Program Sarjana dianugerahkan kepada Irena Maharani dari Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,96. Serta pemucak Pascasarjana yaitu Sandy Alperi dengan IPK 4,00.

Rektor UIR, Prof. Syafrinaldi, S.H.,MCL dalam sambutannya menyampaikan perkembangan seluruh civitas akademika UIR. Salah satunya dalam bidang kerja sama internasional yang di mana pada tahun akademik 2022/2023, UIR menerima mahasiswa baru asing.

“Pada tahun akademik yang lalu, terdapat 12 mahasiswa asing yang berasal dari Jordania, Malaysia, Thailand, dan Kamboja. Di mana dua diantaranya yaitu pascasarjana, dan satu mahasiwa pertukaran dari Jerman,” ujarnya.

Selain itu, Syafrinaldi juga menyampaikan bahwa dalam Rapat Kerja Lembaga Layanan Dikti (LLDikti) Wilayah X, UIR menerima empat penghargaan yaitu, dalam bidang kerja sama internasional, implementasi MBKM, akreditasi unggul, serta hibah riset dan pengabdian masyarakat.

Sementara itu, Kepala LLDikti Wilayah X, yang diwakili oleh Analisis SDM Aparatur Ahli Madya, Febrina Fitri, S.E., M.Si juga menyinggung perihal cara menghadapi era society 5.0 dalam sambutannya. Salah satunya adalah perguruan tinggi harus lebih fleksibel karena kompetensi dan dunia kerja yang akan selalu berubah.

 “Kebijakan MBKM yang selama ini didengungkan oleh Kemendikbutristek perlu kita dorong, karena memberikan fleksibilitas bagi mahasiswa untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan dari sumber yang beragam,” tutur Febrina.

Selain itu, Febrina juga menyampaikan cara lain yaitu penguatan relavansi perguruan tinggi dengan tuntutan industri, peningkatan dan perbaikan tata kelola perguruan tinggi, serta kerjasama dengan perguruan tinggi di dalam maupun di luar negeri.

“Semoga apa yang kita harapkan, menjadi perguruan tinggi yang unggul dapat tercapai,” tutup Febrina.


Editor: Fani Ramadhani

Foto: Safrina Nauli


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *