Membekali Guru dan Orang Tua Dengan Program Pelatihan Cyber Safety Nation For Kids


Penulis : Aditia Dwi Putra dan Fajar Ilham Saputra


Bullyid Indonesia bersama ECPAT Indonesia menggelar Teacher’s & Parenting Training sebagai program pencegahan kejehatan dunia digital pada anak melalui Cyber Safety Nation for Kids. Pelatihan ini berlangsung selama dua hari mulai 27 hingga 28 Januari 2024, di Auditorium Lantai tiga Gedung Pascasarjana Universitas Islam Riau (UIR), Sabtu, (27/01).

Berdasarkan survei dan wawancara terhadap guru-guru di Pekanbaru, menunjukkan bahwa delapan dari sepuluh guru menyatakan bahwa murid-murid mereka sering terpapar konten pornografi saat menggunakan internet, baik melalui media sosial, game, dan lainnya. Selain itu, setiap guru yang ditanyai percaya bahwa murid-murid mereka tidak tahu bagaimana cara melaporkan atau melindungi diri mereka cyberbulling dan pelecehan online lainnya

Oleh karena itu, Forum Anak Kota Pekanbaru dan Bully Indonesia menginisiasi program Cyber Safety Nation for Kids. Program ini difokuskan untuk orang tua dan guru. Pada program ini para guru dibekali dengan modul ajar yang diharapkan bisa diimplementasikan di kelas-kelas. Bagi orang tua diharapkan saling berkomunikasi secara terbuka dengan anak mereka, anak-anak harus berani berbicara ketika mereka melihat sesuatu yang kurang pantas di media sosial. Program Cyber Safety Nation for Kids sendiri memiliki tiga aktivitas utama. Pertama, memiliki dua kurikulum, yaitu untuk guru dan anak, dan modul ajar untuk guru dan anak. Kedua, melakukan pelatihan yang berlangsung dan 27 hingga 28 Januari 2024. Dan ketiga, mengimplementasikan modul ajar ke kelas masing-masing guru.

Agita Pasaribu, Direktur Eksekutif Bullyid Indonesia, mengatakan bahwa program ini penting untuk dilakukan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya kejahatan dunia digital pada anak. Ia berharap, “Dengan program ini, sekolah-sekolah yang masih belum memiliki pembelajaran edukasi digital literasi dapat mulai membenahi hal tersebut. Modul ini diimplementasikan dan sekolah-sekolah dapat mulai membenahi apa yang belum ada. Misalnya, beberapa sekolah yang masih belum memiliki satgas untuk sistem pelaporan.”

“Jika anak memerlukan pertolongan, mereka sudah terhubung dengan pihak-pihak yang berhubungan. Semoga dimasa depan, lebih banyak sekolah dan guru yang dapat terlibat dalam program ini.” ujar Agita.

Program Cyber Safety Nation for Kids yang diinisiasi oleh Bullyid Indonesia bekerja sama dengan ECPAT dan didukung oleh Kedutaan Besar Selandia Baru, saat ini terbatas pada guru-guru yang telah diberdayakan melalui pelatihan. Namun, kedepannya, program ini dapat bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Perlindungan Perempuan Dan Anak.

“Dengan kerja sama ini, sekolah-sekolah lain yang memiliki keterbatasan dapat bergabung, dan para guru maupun perwakilan dari sekolah tersebut bisa mendapatkan pelatihan yang sama, mendapatkan modul ajar, dan mengimplementasikan modul ajar tersebut,” ucap Agita

Dengan demikian, sekolah-sekolah ini akan memiliki semacam kode etik, di mana mereka akan tahu bagaimana cara merespon dan menanggapi isu-isu terkait keamanan anak. Hal ini penting untuk melindungi anak-anak, karena jika satu nama anak tercemar, akan ada banyak anak lain yang mungkin akan mengalami kekerasan yang sama.


Editor : Tuni Dariyanti

Foto : Fajar Ilham Saputra


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *