Riwayat Si Manusia Baja Diktator Uni Soviet


Pada 1953, Joseph Stalin, diktator Uni Soviet meninggal dunia. Stalin ditemukan dalam kondisi setengah sadar, kemudian ia menghembuskan nyawa pada 05 Maret 1953. Kematiannya disebabkan oleh pendarahan pada otak, ia juga mengalami kerusakan arteri yang disebabkan oleh aterosklerosis.


Joseph Stalin merupakan tokoh Politikus dan Revolusi Uni Soviet. Ia menjadi kepala negara Uni Soviet sejak pertengahan 1920-an hingga akhir hayatnya pada 1953.  Stalin juga turut berjasa membakukan gagasan paham Marxisme-Leninisme, sedangkan kebijakannya sendiri disebut dengan stalinisme.

Putra dari pasangan miskin Beso Jughashvili dan Ekaterine Keke ini mengawali karirnya pada Oktober 1899 di Partai Buruh Sosial Rusia. Ia menjadi seorang meteorolog di sebuah observatorium di Tbilisi.

Ayahnya seorang penjual sepatu yang cukup sukses pada saat itu, namun berjalan seiring waktu usahanya bangkrut dan membuat keluarganya jatuh miskin. Sejak itu, Beso kerap memukuli istri dan anaknya dalam keadaan mabuk. Untuk menghindari kekerasan yang dilakukan suaminya, Keke membawa Stalin pindah ke rumah pendeta Christopher Charkviani seorang teman dari keluarganya dan bekerja sebagai petugas kebersihan.

Sewaktu bekerja menjadi meteorolog, Stalin selalu menyempatkan diri untuk membaca buku. Di kemudian hari, pada 1900, ia sudah menjadi aktivis politik dalam unjuk rasa buruh dan mogok kerja.

Selanjutnya, Stalin bergabung dalam kelompok Bolshevik dan bertemu Vladimir Lenin untuk pertama kalinya di konferensi Tampere tahun 1905.  Meskipun sangat menghormati Lenin, Stalin sangat lantang menyuarakan penolakan terhadap keputusan Lenin untuk mengirim anggota dalam pemilihan umum Duma Negara (lembaga legislatif di Rusia).

Selanjutnya, Stalin diundang oleh Lenin untuk menjadi anggota Komite Pusat Bolshevik di Konferensi Praha. Pada Februari 1912 Stalin melarikan diri ke Saint Peterburg dan menjadi penyunting surat kabar harian Pravda yang awalnya bernama Zvezda, surat kabar mingguan Bolshevik.  Saat itu nama Stalin masih dirahasiakan sebagai penyunting pada surat kabar itu. Stalin sempat kembali ke Tbilisi dan merencanakan perampokan kereta kuda milik kantor pos dengan para komplotannya. Namun, kebanyakan anggota gengnya ditangkap oleh aparat dan Stalin kembali lagi ke St. Petersburg untuk melanjutkan aktifitasnya sebagai penulis dan penyunting koran harian Pravda.

Pada Februari 1913, Stalin ditangkap dan diasingkan di daerah terpencil Siberia. Stalin dihukum selama empat tahun. Saat Stalin berada di pengasingan, Rusia terlibat perang dunia pertama. Stalin dan anggota Bolshevik yang ikut diasingkan akhirnya diwamilkan. Mereka tiba di Krasnoyarsk akan tetapi Stalin dianggap tidak pantas menjadi tentara karena kelumpuhan  yang diderita pada lengannya.

Setelah berhasil kabur dari Rusia, Stalin kembali bergabung dengan Lenin dan membentuk pemerintahan baru yang disebut Dewan Pemerintahan Rakyat. Stalin kemudian dengan cepat menapaki karir politiknya dan mendapatkan jabatan sebagai Sekretaris Jenderal Komite yang menjembataninya untuk menguasai partai dan Uni Soviet. Ia kemudian diangkat menjadi Komisaris Rakyat untuk kebangsaan dengan menandatangani Dekrit tentang kebangsaan yang gunanya agar kaum Bolshevik mendapat dukungan dari kaum minoritas. Namun, kelompok Revolusioner menuduh Stalin memanfaatkan kebijakan imperialis dan sentralisasi Sovnarkom (Dewan Komisar Rakyat) sebagai kedok hak penantian nasib sendiri.

Pada Maret 1918, pemerintahan Lenin dipindahkan dari Petrograd ke Moskow karena saat itu Perang Dunia Pertama masih berlangsung dan Rusia tengah melawan Blok sentral. Stalin  membawa Nadezhda Alliluyeva sebagai sekretarisnya yang pada akhirnya mereka menikah pada 1919. Saat itu Lenin menginginkan gencatan senjata tanpa memperdulikan seberapa banyak wilayah yang hilang. Lenin juga menghasut kaum Bolshevik senior untuk ikut menandatangani perjanjian Brest-Litovsk yang mengakibatkan kemarahan banyak orang di Rusia sampai partai Revolusioner Sosialis Kiri keluar dari pemerintahan koalisi sebagai buntut keputusan tersebut. Karena Bolshevik Rusia menyerahkan negara-negara Baltik kepada Jerman dan mengakui kemerdekaan Ukraina.

infografis 2

Setelah kaum Bolshevik mendapatkan kekuasaan, pasukan sayap kiri dan kanan menentang dan mengakibatkan Perang Saudara di Rusia. Sornavkom memerintahkan Stalin ke Tsaritsyn untuk mengurus pengadaan pangan di Rusia selatan. Setibanya disana, Stalin mengambil alih operasi-operasi militer. Ia juga berteman dengan dua tokoh militer Kliment Voroshilov dan Semyon Budyonny yang kemudian menjadi dukungan politik dan militernya.

Lenin kemudian mengalami stroke pada Mei 1922. Pada masa ini hubungannya dengan Sovnarkom ditengahi oleh Stalin yang saat itu sering berkunjung. Lenin dan Stalin sempat beradu pendapat bahwa negara Soviet harus memiliki monopoli atas perdagangan luar negeri tetapi Stalin tidak sepakat. Ketidaksepakatan lainnya berkaitan dengan skandal Georgia karena Lenin mendukung keinginan Komite Pusat Georgia untuk mendirikan Republik Soviet Georgia. Lenin pun sempat menulis wasiat agar Stalin diturunkan dari jabatannya sebagai sekjen.

Lenin juga menuduh Stalin menganut pandangan Chauvinisme Rusia Raya sedangkan Stalin menuduh Lenin sebagai orang yang meyakini liberalisme nasional. Akhirnya mereka berembuk untuk mengubah nama negara itu menjadi Uni Republik Sosialis Soviet pada Desember 1922.

Akhirnya, pada Januari 1924 Lenin menghembuskan nyawa dan jenazahnya diawetkan oleh Politbiro dan ditempatkan pada sebuah mausoleum di lapangan merah Moskow. Untuk menciptakan citra bahwa Stalin merupakan Leninis sejati, ia menyampaikan sembilan ceramah tentang Dasar-Dasar Leninisme yang mana isi ceramah ini diterbitkan sebagai gagasan-gagasan Lenin. Namun, Stalin sempat malu saat pembacaan wasiat Lenin pada Kongres Partai ke-13 dan sempat menawarkan diri untuk mundur dari jabatannya. Akan tetapi hal ini justru membuat jabatannya tetap dipertahankan.

Saat berkuasa, Stalin telak menguasai ekonomi Uni Soviet dan menyerbu Polandia, Rumania dan Finlandia. Kemudian Stalin mengangkat dirinya sendiri sebagai ketua Dewan Komisaris Rakyat pada Mei 1941 yang mana dia telah berkuasa sebagai pemimpin rakyat bukan pemimpin partai.

Di masa pemerintahannya pula, Stalin melakukan semua penghalang politiknya dengan mencampakkan mereka ke kamp-kamp Gulag atau kerja paksa dan menekan segala perbedaan pendapat kemudian menyingkirkan pengaruh Barat.

Hingga pada 5 Maret 1953, tepat 66 tahun yang lalu Stalin meninggal dunia, dan jasadnya diawetkan untuk ditampilkan di Gedung Persatuan Moskow selama tiga hari yang mengakibatkan sekitar 100 orang tewas berdesak-desakan. Empat hari Kemudian, jenazahnya dibaringkan dalam Mausoleum Lenin di Lapangan Merah, ratusan ribu orang turut hadir hingga pemerintahan Tiongkok juga mengadakan masa berkabung atas kematiannya.


Penulis: Yenny Elvira


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *