Jurnalisme Dalam Isu Politik

Foto bersama peserta (DJTD) Ke-XXI AKLaMASI dengan FOPERSMA dan pemateri usai diskusi bersama di gedung aula KNPI Riau. Sabtu, (7/4) (Foto : Yosi atmini).

AKLaMASI.net, Pekanbaru – Maraknya kabar-kabar politik terkait pemilihan calon gubernur Riau yang akan dilakukan pada 27 Juni 2018. Hari kedua Diklat Jurnalistik Tingkat Dasar (DJTD) Ke-XXI, AKLaMASI mengangkat topik Jurnalisme dalam isu politik.

Bertempat di gedung Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Riau, diskusi ini mengundang pemateri Abdul Hamid dari divisi teknis Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Riau.

Disertai juga dengan jumpa bersama FOPRESMA (Forum Pers Mahasiswa) yang ada di Pekanbaru.
Tiga Lembaga Pers Mahasiswa yang hadir dalam diskusi ini Gagasan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska. Visi Universitas Lancang Kuning (UNILAK) dan Bahana Universitas Riau (UNRI).

Sebelum masuk kemateri diskusi, masing-masing perwakilan dari setiap Persma memperkenalkan terlebih dahulu medianya kepada seluruh peserta DJTD.

Agar peserta diklat mengetahui media pers tidak hanya dimiliki oleh Universitas Islam Riau (UIR), tetapi hampir seluruh universitas memiliki pers mahasiswa masing-masing. Kemudian berkenalan dengan teman-teman baru.

Yusrial-ketua coordinator FOPERSMA Riau- katakan jumpa FOPERSMA ini sering dilakukan sebelumnya, “Tujuan untuk mempererat tali silahturahmi antar sesama pers mahasiswa”. Jelasnya.

Lebih lanjut Yusrial katakan ada komitmen yang harus diperhatikan oleh LPM yang tergabung di FOPERSMA, “komitmen terpenting dalam pers adalah tidak boleh menerima amplop dan isinya atau suap.” Lanjutnya.

Usai perkenalan dan diskusi dengan FOPERSMA, dilanjut pemaparan topik materi. Abdul Hamid menjelaskan bagaimana seharusnya jurnalis dalam menghadapi pesta politik yang akan dilakukan sebentar lagi.

Media tidak boleh berat sebelah saat memberitakan pasangan calon. Pemberitaan tersebut harus memiliki waktu yang sama. “Jika calon A memiliki waktu 30 menit di televisi, maka calon B juga harus memiliki waktu 30 menit supaya kedua pasangan calon seimbang dalam penggunaan waktu.” Terangnya.

Aldrila Febriana, anggota DJTD katakan kalau tema tersebut sangat bagus untuk diangkat.
Dari yang belum tahu apa-apa tentang persyaratan untuk mencalonkan diri menjadi gubernur dengan diadakan kelas ini menjadi tahu. “Sehingga bisa menambah pengalaman”. Ujar Dila.

Reporter : Yosi atmini
Editor : Tomy Ginting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *