Bincang Konservasi: Peringatan Hari Gajah Global 2023


Penulis: Tuni Dariyanti


Hari Gajah Global yang diperingati setiap 12 Agustus tahun ini diadakan di Taman Budaya Riau Pekanbaru. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya konservasi gajah dan peran lapisan masyarakat dalam upaya penyembuhan gajah secara sejahtera.

Acara yang diadakan pada Sabtu, (12/8) ini menggabungkan diskusi konservasi gajah dan panggung seni musik sebagai sarana untuk mengedukasi dan menginspirasi masyarakat.

Sesi diskusi dipandu oleh Micikho Frizdew dengan menghadirkan enam narasumber yang ahli dibidangnya. Mereka membahas berbagai aspek konservasi gajah, termasuk upaya penyembuhan dan pemulihan populasi gajah serta peran penting lapisan masyarakat dalam menjaga kelestarian gajah.

Diawali oleh narasumber utama, yaitu Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau, Mustafa. Beliau menyampaikan pentingnya upaya konservasi gajah dan peran masyarakat dalam menjaga kelestarian satwa liar, khusunya dalam hal ini yaitu gajah. Selain itu, beliau juga mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam upaya penyembuhan gajah yang terancam punah.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh Delly Pramita dari PT. Pertamina Hulu Rokan (PHR) yang berbagi pengalaman dalam menjaga keberlangsungan ekosistem hutan dan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam konservasi gajah.

“Sejauh ini yang telah dilakukan sumbangsi oleh PHR adalah seperti wilayah kerja Hulu Rokan, di mana kami memiliki kewajiban komitmen kepedulian. Nantinya akan dilakukan kerjasama dengan Rimba Satwa Fundation,” ungkap Delly.

Jarot. S. Wibawa selaku perwakilan PT Hutama Karya, sebagai perusahaan kontruksi berbicara tentang pembebasan lahan untuk pembangunan infrastruktur yang memperhatikan berkelanjutan lingkungan dan perlindungan gajah. Salah satunya dengan memasang GPS scholer yang diletakkan pada kalung gajah. Sampai saat ini, terpantau sudah enam GPS scholer yang dipasang.

Sementara itu, Rina sebagai perwakilan Rimba Satwa Fundation juga menyampaikan bahwa sebagai lembaga Non-Governmental Organization (NGO) juga membantu pemerintah dalam perlindungan satwa berbasis masyarakat, dalam artian bahwa program-program nantinya akan dirancang oleh masyarakat.

Selain perwakilan instansi dan organisasi, juga ada Anak Muda Pemerhati Gajah, Beno Fariza yang turut menyoal bahwa setiap generasi mempunyai tantangannya tersendiri dalam memperhatikan lingkungan.

“Generasi sekarang yang cukup cuek dan cukup mendewakan teknologi diharapkan dapat melek lagi dengan lingkungan. Melihat bahwa kualitas udara yang kita hirup sudah jelek,”

Selain diskusi, panggung seni musik juga menjadi bagian penting dari peringatan Hari Gajah Global 2023 ini. Tujuannya untuk menujukkan bahwa pentingnya konservasi gajah juga dapat disampaikan dengan cara yang menarik dan menginspirasi.

Para seniman lokal tampil di panggung ini, membawakan lagu-lagu yang mengangkat tema konservasi alam dan perlindungan satwa liar, khususnya gajah.


Editor: Fani Ramadhani

Foto: Tuni Dariyanti


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *